SELAMAT DATANG

WELCOME TO BLOG ARIFSON YONDANG

Jumat, 30 Mei 2014

Tehnik Pemanfaatan Pekarangan



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dalam sejarah usaha pertanian, lahan pekarangan merupakan tempat kegiatan usaha tani yang mempunyai peranan besar terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Pekarangan pada dasarnya adalah sebidang tanah yang terletak disekitar rumah dan biasanya dikelilingi pagar atau pembatas.
Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, misalnya sebagai warung hidup dan apotik hidup, menambah pendapatan keluarga, menyediakan bahan-bahan bangunan, dan memberikan keindahan dilingkungan tempat tinggal. Penataan bentuk dan pola pekarangan berbeda-beda, tergantung banyak faktor. Misalnya faktor luas tanah, ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi), keadaan iklim, jenis tanaman, dan jauh dekatnya dari kota.
Secara garis besar, pemanfaatan lahan pekarangan menurut lokasinya dikelompokkan menjadi tiga kategori :
1.     Didaerah pedalaman, pekarangan pada umumnya dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan gizi, obat-obatan, dan rempah-rempah, serta untuk pelestarian lingkungan.
2.     Didaerah pedesaan yang dekat dengan pusat konsumsi, pekarangan dimanfaatkan sebagai penghasil buah-buahan, sumber penghasilan, dan pelestaran lingkungan.
3.     Didaerah perkotaan, pekarangan dimanfaatkan sebagai sumber pangan untuk perbaikan gizi, memberikan kenyamanan dan keindahan, serta melestarikan lingkungan.
Lahan pekarangan dapat dijadikan asset berharga bagi pengembangan usaha tani skala rumah tangga. Oleh karena itu pemanfaatan lahan pekarangan dapat dijadikan basis usaha pertanian tanaman sayuran dalam rangka memberdayakan sumberdaya keluarga serta meningkatkan ketahanan pangan dan kecukupan gizi.

B.    Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.     Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, kesadaran serta memotivasi masyarakat dalam pemanfaatan lahan kosong/pekarangan sebagai sumber pangan/ketahanan pangan dan pendapatan keluarga
2.     Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan masyarakat dalam menyiapkan, pengolah, menyajikan dan mengkosumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman

C.   Sasaran
1.     Masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan yang potensi dibudidayakan tanaman pangan, horticultural, ternak dan ikan
2.     Masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam menyiapkan, pengolah, menyajikan dan mengkosumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Pengertian Pekarangan
Pekarangan merupakan  sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di usahakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Pekarangan sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung hidup atau apotik hidup.
Lahan pekarangan sudah lama dikenal dan memiliki fungsi multiguna antara lain yaitu;
1.     Selain untuk penghijauan, tanaman sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan sayur;
2.     Salah satu bentuk penyaluran hobi;
3.     Timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran yang ditanam sendiri ;
4.     Diperolehnya sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena penggunaanpestisida yang dapat ditekan semaksimal mungkin;
5.     Bertanam sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih mencintai Alam ;
6.     Bahkan di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik,menanam sayur mayur di kebun dapat turut membantu perekonomian dalam rumah tangga , bahkan kalau hasilnya lebih, bisa dijual ke pasar.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama dalam menunjang suksesnya Pembangunan antara lain dengan memanfaatkan tanah-tanah pekarangan secara intensif. Setiap anggota masyarakat  baik yang tinggal di kota maupun di pedesaan mempunyai atau hidup dalam suatu  pekarangan, hanya penduduk yang berdomisili di pedesaan biasanya dapat menikmati tingkat ketenangan yang relatif lebih baik karena terhindar dari keramaian atau volusi, namun bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan itu nampaknya masih belum memanfaatkan potensi tanah pekarangannya.
Pekarangan bukan hanya untuk menciptakan keindahan dan kesejukan saja, tetapi lebih daripada itu adalah guna meningkatkan perekonomian keluarga masing-masing. Jenis-jenis tanaman yang bisa ditanam di pekarangan rumah masing-masing adalah jenis sayur-sayuran, buah-buahan, obat-obatan, tanaman hias dan lain sebagainya yang kesemuanya itu dapat menunjang kebutuhan sehari-hari dan selebihnya bisa dijual.
Pemanfaatan Pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman, ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.
Menurut Peny, DH dan Benneth Ginting, 1984, Usaha di pekarangan jika dikelola secara intensif sesuai dengan potensi pekarangan, disamping dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, juga dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi keluarga. Dari hasil penelitian di Yogyakarta (secara umum pekarangan dapat memberikan sumbangan pendapatan antara 7% sampai dengan 45%.

B.    Prinsip Pemanfaatan Pekarangan
Bila diteliti lebih jauh tentang manfaat pekarangan dengan melakukan intensifikasi tanaman pekarangan di jumpai tiga prinsif utama yakni;
1.    Prinsip Dengan Pengeluaran Biaya Serendah Mungkin
Prinsip dengan pengeluaran biaya serendah mungkin dimaksudkan dengan mengeluarkan biaya sedikit didalam melaksanakan penanaman di dalam pekarangan tersebut akan dapat hasil yang lebih banyak, sehingga dengan usaha memanfaatkan tanah pekarangan itu berarti keluarga bersangkutan telah melaksanakan prinsip-prinsip ekonomididalam meningkatan pendapatan.
Untuk dapat menunjang suksesnya tanaman- tanaman di dalam pekarangan tersebut perlu pula melakukan pemupukan dengan pupuk kandang, kompas yang diperoleh tanpa membeli atau diperoleh dari dalam pekarangan itu sendiri.
Jika ada bibit penyakit pada tanaman didalam pekarangan tersebut disarankan supaya sebaiknya didalam melakukan pemberantasan jangan memakai obat-obatan yang untuk memperolehnya harus mengeluarkan uang, tetapi sebaiknya diberantas dengan membakar sampah-sampah sedikit demi sedikit.

2.    Prinsip Berkesinambungan
Prinsip berkesinambungan, dengan maksud melakukan usaha tanaman pekarangan itu tidak hanya sekali saja atau hanya pada waktu diingatkan saja, namun sebaiknya dilakukan terus-menerus karena pada hakekatnya usaha yang berkelanjutan itu akan memberikan kemanfaatan atau kemudahan bagi keluarga sendiri untuk menunjang kebutuhan hidup selama-lamanya. Manusia selama hidup selalu membutuhkan makanan sedangkan apa yang diusahakan melalui intensifikasi tanaman pekarangan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

3.    Prinsip Pengembangan  Tanaman Bergizi Tinggi
Prinsip pengembangan  tanaman bergizi tinggi, yaitu jenis- jenis  tanaman yang akan ditananam tersebut sebaiknya diseleksi jenis tanaman yang bisa memberikan gizi tinggitanpa mengurangi, pertimbangan penyesuaian faktor iklim, tempat, selera dan lain sebagainya. Pemerintah dalam hal ini, khususnya bagi Dinas Pertanian yang lebih banyak tahu tentang jenis tanaman yang bergizi tinggi itu akan sering memberikan dorongan kepada masyarakat atau sama sekali belum pernah dirasakan oleh  masyarakat setempat pada suatu lingkungannya. 

BAB III
PEMBAHASAN

A.   Penataan Pekarangan
Pekarangan merupakan lahan di sekitar rumah, karena itu pemanfaatan pekarangan bukan hanya mempertimbangkan hasil, tapi juga perlu mempertimbangkan aspek keindahan. Sebagai acuan, penataan pekarangan dapat dilakukan sebagai berikut:
1.     Halaman depan (buruan):, tanaman hias, pohon buah, tempat bermain anak, bangku taman, tempat menjemur hasil pertanian
2.     Halaman samping (pipir): tempat jemur pakaian, pohon penghasil kayu bakar, bedeng tanaman pangan, tanaman obat, kolam ikan, sumur dan kamar mandi
3.     Halaman belakang (kebon): bedeng tanaman sayuran, tanaman bumbu, kandang ternak, tanaman industri

B.    Potensi Pengembangan
Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan kesesuaian komoditi dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai guna meliputi:
1.     Tanaman pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbuan, obat
2.     Tanaman  bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong, tanaman pot, tanaman taman, anggrek)
3.     Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pedaging
4.     Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dll.

C.   Daur Ulang Di Pekarangan
Usahatani di pekarangan dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah karena, limbah yang dihasilkan dapat di daur ulang untuk kepentingan usahatani berikutnya:
1.     Sampah pekarangan dan sampah rumah tangga dapat dikomposkan  dengan membuat lubang sampah atau bak-bak pengomposan.
2.     Selain untuk pupuk, sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan ikan
3.     Pupuk kandang dan  endapan lumpur dari kolam digunakan untuk pupuk  bagi tanaman

D.   Penggunaan dan Desain Pekarangan
1.    Penggunaan Pekarangan
Tempat tinggal dan lingkungan alam yang sehat, aman dan nyaman merupakan faktor penting yang mempengaruhi mutu kehidupan manusia, sama dengan halnya pangan. Dari segi psikologis, perasaan nyaman, tentram,dan relaks sebagian besar diperoleh dari alam, misalnya melalui tanaman baik yang ditanam dikebun maupun didalam pot. Warna hijau dan, warna bunga serta aromanya akan memberikan suasana tenang dan nyaman, menimbulkan keceriaan dan mempengaruhi kerja otak dan pikiran. Dari segi kesehatan fisik, tanaman dapat dijadikan obat-obatan bila tubuh mengalami gangguan kesehatan, menjadi penangkal debu maupun pelindung dari sinar matahari secara langsung.
Selain sumber ketenangan, tanaman terutama yang ditanam diluar rumah, dapat digunakan sebagai sumber pangan, baik sayur-sayuran, buah-buahan, umbi, maupun bumbu, rempah-rempah atau tanaman obat. Cara pemeliharaan sebaiknya menggunakan cara-cara organic dan alami, seperti kompos, serta penggunaan perlindungan hama yang alami. Dengan demikian, hasil panen akan betul-betul sehat dan layak untuk dimakan, beraroma, dan seringkali lebih murah dari pada membeli diwarung atau pasar. Keunggulan lain dari hasil panen organic selain sehat adalah rasa, tekstur, dan awet.
Kelemahan utama dari bahan pangan organic adalah penampilanya yang kadang-kadang kurang menarik. Misalnya diatas daun dan buah sering terlihat bekas lubang dan gigitan serangga, siput dan binatang lain. Sayuran oganik pada umumnya terlihat tidak mulus, berlubang-lubang, dan warna hijau kurang cerah. Hal ini terjadi karena pemberantasan hama dilakukan secara manual atau dengan memakai pestisida alami sehingga hasilnya tidak optimal.

2.    Membuat dan Mendesain Pekarangan
Letak dan isi pekarangan sebaiknya direncanakan sebelum dibuat. Pemilihan tempat berkaitan terutama dengan tinggi rendahnya intensitas cahaya matahari dan dengan bayangan yang diterima tanaman nantinya. Tanaman sayur daun seperti bayam, caisim, kangkung, dan seledri memerlukan cahaya matahari dengan intensitas sedang. Faktor lain adalah curah hujan, kontur tanah, dan sifat tanah apakah termasuk tanah liat, gembur atau berpasir. Tanah dikatakan subur bila memiliki kandungan humus yang tinggi, misalnya dengan menvampurkan tanah dengan campuran kompos. Tanah yang cocok untuk berkebun adalah yang berstruktur remah, yakni yang gumpalan kecil dan memiliki por-pori hingga mampu membentuk sirkulasi udara dan resapan air dengan baik.
Dalam tata ruang dikenal adanya factor-faktor keseimbangan (balance), keselarasan (harmoni), kesinambungan (continuitas) dan Kesatuan (unity). Mendesain pekarangan untuk menanam sayuran perlu memperhatikan kaidah-kaidah pertamanan. Misalnya pembuatan bedengan-bedengan yang biasanya berbentuk lurus dan memberi kesan kaku, diubah menjadi berbelok-belok sehingga memberi kesan luwes. Selain itu jenis tanaman sayuran yang berbeda-beda ditata dengan memperhatikan tinggi rendahnya tanaman, kasar dan halusnya tekstur daun, serta komposisi warna daun, buah, maupun bunganya.
Penataan tanaman dipekarangan dapat pula berupa tanaman sayuran dalam pot atau wadah lain yang mudah dipindah-pindahkan, sesuai dengan keinginan dan keserasian lingkungan. Diperkotaan dapat diterapkan teknik budidaya tanaman sayuran secara verikultur, baik pot sayuran yang ditata diatas rak-rak maupun digantung pada bangunan.
Budidaya tanaman sayuran dipekarangan harus dipadukan dengan ekositim pekarangan itu sendiiri. Sebagai contoh, desain pekarangan yang ditunjukkan dalam gambar 10 dan 11. Masing-masing adalah contoh desain pekarangan didataran redah yang beriklim basah.

E.    Intensifikasi Pekarangan sebagai Warung Hidup
Salah satu usaha untuk mengatasi berbagai masalah kekurangan gizi adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan. Pekarangan sangat potensial untuk dijadikan lahan usaha tani sayuran sebagai “warung hidup”. Disebut warung hidup karena hasil sayuran dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sayuran sehari-hari tanpa harus membeli dipasar. Warung hidup dipekarangan memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai berikut.

1.    Sumber Vitamin
Vitamin adalah zat makanan yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Walaupun tidak terlau besar, kebutuhan vitamin sangat penting artinya bagi tubuh manusia antara lain sebagai :
a.      Vitamin A berperan dalam pertumbuhan fisik dan penglihatan
b.      Vitamin B berperan dalam pertumbuhan fisik, menambah nafsu makan, penyempurnaan pencernaan, memelihara kesehatan jaringan tubuh dan membantu proses pembentukan sel-sel darah merah.
c.      Vitamin C berperan untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta berperan dalam pembentukan sel-sel darah dan jaringan tubuh.
d.      Vitamin D berperan dalam pembentukan tulang dan gigi.
e.      Vitamin E berperan dalam hal kesanggupan untuk menghasilkan keturunan.
f.       Vitamin K berperan dalam proses pembekuan darah.
Kekurangan vitamin dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Sering terjadi didalam masyarakat kita adalah kekurangan vitamin A dan C. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja dan xerophtholmia. Akibat yang sangat serius adalah kebutaan dan tidak dapat disembuhkan lagi. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan gusi berdarah. Jika kekurangan vitamin C pada masa kanak-kanak, pertumbuhan gigi geligi akan terganggu. Pada tingkat yang ringan memberikan gejala pada jaringan gusi, bisa dijumpai pada anak-anak pra sekolah.
Kebutuhan akan vitamin A dan C dapat dipenuhi dari sayur-sayuran. Beberapa jenis sayaur-sayuran yang kayaakan vitamin A ( 5.000 – 18.000 SI) adalah bayam, sawi, kankung, kacang panjang, kecipir, katuk, dan kemangi. Sementara beberapa jenis sayuran yang banyak mengandung vitamin C (50 – 275 mg) adalah katuk, lobak, bayam, petsai, oyong, dan cabai hijau besar

2.    Sumber Mineral
Mineral menempati sekitar 4 % dari total berat tubuh manusia. Berdasarkan macamnya, unsur mineral yang dibutuhkan oleh manusia adalah unsur K, Na, Ca, Mg, P, S dan Cl sbagai mineral makro, serta unsure Fe, Cu, Co, Se, Zn, Cr dan Mo sebagai mineral mikro.
Mineral yang berkaitan erat dengan sayuran serta apabila tidak terpenuhi akan menimbulkan masalah kesehatan adalah zat besi (Fe). Kekurangan Fe menimbulkan animea gizi yang dapat mengakibatkan produktifitas dan daya konsentrasi berkurang. Sayuran yang mengandung vitamin C berperan meningkatkan absorpsi Fe dalam usus. Jenis sayuran yang banyak mengandung zat besi antara lain bayam, kacang panjang, kecipir, lobak, kangkung, katuk, kemangi, petsai, sawi, cabai, dan wortel.

3.    Sumber Penganekaragaman (Diversivikasi) Makanan
Teori Blum mengatakan bahwa faktor perilaku sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan derajat kesehatan. Salah satu unsur yang penting dalam 4 sehat 5 sempurna adalah sayuran. Penganekaragaman (diversifikasi) makanan pada dasarnya menekankan pada konsumsi makanan yang bervariasi. Membiasakan berfikir dan bertindak dalam memilih bahan makanan atas dasar pedoman 4 sehat 5 sempurna, termasuk didalamnya sayuran penting dilakukan. Oleh karena itu penanaman pekarangan dengan aneka jenis sayuran akan merupakan sumber penganekaragaman makanan.

4.    Sarana Kesehatan
Produk sayuran kaya akan zat gizi yang dibutuhkan untuk perbaikan gizi keluarga dan sarana kesehatan masyarakat. Kampanye dengan moto “kembali ke alam” mengisyaratkan pentingnya menggunakan makanan alami, termasuk sayuran.
Usaha intensifikasi pekarangan secara kontinu dengan budidaya sayuran merupakan penunjang utama tingkat konsumsi sayuran, perbaikan kualtas hidup, dan peningkatan pendapatan.

1.    Tanaman Pangan dan Hortikultura
Tanaman pangan yang di budidayakan perlu di sesuikan dengan kecocokan agroklimat. Pada umumnya budidaya tanaman pangan dan hortikultura berada di dataran rendah. Oleh karenanya tanaman yang di anjurkan, anatara lain kacang panjang, bayam, kangkung, pisang, dan pepaya.
a.      Budidaya pisang
Budidaya pisang dapat di perbanyak dengan cara anakan atau kultur jaringan. Penanaman pepaya di atur dengan jarak tanam 2,5 x 4 meter. Setiap rumpun hanya di tinggalkan 3 tanaman agar tetap gemuk dan panen dapat diatur berurutan selang setiap 4 bulan.
b.      Budiaya Pepaya
Tanaman pepaya yang biasa di budidayakan antara lain varietas diumpit, cibinong, jingga (solo) dan lainnya.
Cara menanam pepaya yaitu dengan menanam bibit pepaya 2 - 3 bibit pada setiap lubang tanaman. setelah besar dan membentuk bunga, kemudian di seleksi dengan meninggalkan 1 tanaman pepaya yang berbunga hermaphrodite atau bunga jantan dan betina dalam satu pohon dalam satu pohon/tanaman.

2.    Tanaman Perkebunan
Tanaman perkebunan yang ideal di budidayakan di lahan pekarangan sebagai kebutuhan keluarga dan sumber pendapatan yaitu kelapa karena kelapa bukan tanaman perkebunan yang berbuah musiman melainkan sepanjang waktu.
Perbanyakan tanaman kelapa  menggunakan biji dan di tanam di lahan pekarangan di bagian belakang dan pinggir kiri kanan rumah.

3.    Pemeliharaan Ternak dan Ikan di Lahan Pekarangan
Pemanfaatan lahan pekarangan bukan hanya terbatas pembudidaya tanaman pangan dan horikultura melainkan bisa melakukan pemeliharan ternak dan ikan dengan kapasitas yang terjangkau oleh kondisi lahan di pekarangan.
a.      Peternakan 
Pemeliharan ternak di lahan pekarangan dimaksudkan agar bahan pangan yang bergizi berupa daging selalu tersedia dan dapat menambah penghasilan keluarga. 
Pakan yang di berikan untuk ternak hendaknya menggunakan sisa hasil produksi tanaman pangan. Ternak yang dapat di pelihara di lahan pekarangan adalah unggas ( ayam, itik ) dan ternak kecil.
Dalam memelihara ternak untuk pertama kali di sarankan dari jumlah yang sedikit serta perlu memperhatikan, yaitu sebagai berikut :
1)     Kandang
Kadang di buat di lahan pekarangan bagian belakang dan letaknya tidak terlalu dekat dengan rumah.
2)     Pemeliharaan 
Ternak yang di pelihara perlu di jaga kesehatannya dengan memberikan makanan yang cukup dan bermutu serta menjaga kadang dan ternaknya agar tetap bersih sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit unggas.
3)     Pencegahaan Penyakit
Pemberian vaksi terhadap ternak sangat di ajurkan sebagai dasar pencegahan penyebaran penyakit unggas. Lakukan vaksinasi tetelo (ND) yang teratur pada ayam. Berikan obat-obatan sesui aturan dengan petunjuk dari petugas setempat.
b.      Memelihara Ikan
Pemeliaharaan ikan dilahan pekarangan ditunjukan untuk memperoleh bahan makanan bergizi tinggi bagi keluarga.
Pada lahan pekarangan yang luas dapat dbuat kolam untuk memelihara ikan di sesuaikan dengan sumber airnya. Kolam pekarangan terbagi atas kolam dengan sumber irigasi atau sungai, air tadahan hujan dan air sumur.

G.   Budidaya Organik
Budidaya tanaman di pekarangan sebaiknya dilakukan secara organik atau sesedikit mungkin menggunakan bahan kimia. melalui upaya tersebut bahan pangan yang dihasilkan lebih sehat.
Bahan organik berasal dari sisa tanaman, limbah ternak, libah rumah tangga atau lumpur endapan kolam ikan.
Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan biodekomposer yang banyak dijual di pasaran ( EM4, STARDEC, BIODEC, dan lain-lain.

H.   Pola Tanam Vertikal (Tanam Bersusun)
Pola tanam vertikal merupakan usaha pertanian dengan memanfaatkan lahan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan potensi ketinggian, sehingga tanaman yang diusahakan per satuan luas lebih banyak. Pola ini  selain menghemat tempat juga hemat dalam penggunaan pupuk dan air
Media tanam dapat menggunakan media campuran  tanah, pupuk kandang dan pasir/sekam dengan perbandingan 1:1:1 yang ditempatkan pada bak-bak tanaman (paralon, bambu, pot) yang diatur bersusun ke atas.
Tanaman yang menginginkan keteduhan diletakan paling bawah dan yang lebih suka panas diletakkan di atas.

I.     Tabulampot
Tabulampot adalah menanam tanaman buah-buahan (bisa tanaman lainnya: bunga) di dalam pot.
1.     Media tanam harus mampu menopang tanaman, dapat menyediakan hara, air dan aerasi yang baik (sama dengan untuk pola tanam vertikal)
2.     Pot yang kurang baik, akan menghasilkan tata udara yang kurang baik sehingga kurang menguntungkan untuk perkembangan akar.

BAB IV
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti warung hidup dan apotik hidup, menambah pendapatan keluarga, menyediakan bahan-bahan bangunan dan memberikan keindahan dilingkugan tempat tinggal. Penataan bentuk dan pola pekarangan tergantung bannyak factor seperti luas tanah, ketinggian tempat dari permukaan laut, keadaan iklim, jenis tanaman, dan jauh dekatnya dari kota.
Lahan pekarangan dapat juga dijadikan asset berharga bagi pengembangan usaha tani skala rumah tangga. Oleh karena itu dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan dapat dijadikan basis usaha pertanian tanaman sayuran dalam rangka memberdayakan sumberdaya keluarga serta meningkatkan ketahanan pangan dan kecukupan gizi.

B.    Saran
Setelah mengikuti materi ini diharapkan peserta diwilayahnya masing-masing dapat melakukan sosialisasi dan pembinaan kepada petani dan masyarakat dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan mereka menjadi lebih berguna. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan-rekan yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah pemanfaatan lahan pekarangan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas lebih khusus bagi masyarakat desa. Kritik dan saran dari berbagai pihak penulis sangat harapkan, terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
            pekarangan.html
http://bkp.ntbprov.go.id/berita-165-pekarangan-sumber-gizi-keluarga.html
            8408
            pekarangan-untuk-kebutuhan-pangan-keluarga-633930.html
rumah/
http://syambayu8.blogspot.com/2013/10/pemanfaatan-lahan-pekarangan-iii.html
Solusi-Menghadapi-Krisis-Pangan