SELAMAT DATANG

WELCOME TO BLOG ARIFSON YONDANG

Senin, 26 Mei 2014

Budidaya Pisang

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada di wilayah khatulistiwa yang terbentang antara 23o 17’ lintang utara dan 23o17’lintang selatan. Daerah ini memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dengan subur. Berbagai macam buah-buahan, seperti durian, rambutan, lengkeng, pisang dan yang lainnya. Namun, masih terlalu sedikit yang dibudidayakan, padahal buah-buahan tersebut merupakan harta alam yang sangat berharga.
Keanekaragaman jenis buah-buahan merupakan sumber genetik yang sulit ditemukan di daerah lain. Plasma nutfah ini dapat menjadi bahan utama dalam penyusunan jenis baru dan varietas unggul buah-buahan dimasa dating.
Pisang berasal dari asia tenggara. Kini tanaman pisang telah menyebar keseluruhan dunia, termasuk Indonesia. Buah pisang sangat popular dan digemari oleh semua lapisan masyarakat.
Banyak jenis buah-buahan trofis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia. Namun, buah-buahan tersebut kebanyakan membanjiri pasar local hanya pada saat panen raya. Baru sedikit buah pisang khususnya yang menempati pasar swalayan atau pasar dunia.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya pengkajian mengenai budidaya tanaman pisang yang berorientasi pada pasar.

B.    Tujuan Makalah
Tujuan pembuatan makalah ini untuk :
1.     Mengetahui cara budidaya pisang yang baik.
2.     Mengetahui cara meningkatkan produksi dan kualitas buah pisang.
3.     Mengetahui tujuan pemasaran buah pisang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yg berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan & Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah & Jawa Timur dinamakan gedang.

Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi              : Spermatophyta
Sub divisi        : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Keluarga         : Musaceae
Genus              : Musa
Spesies            : Musa spp.

Jenis pisang dibagi menjadi empat:
1.     Pisang yg dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan & mas.
2.     Pisang yg dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk & kepok.
3.     Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yg di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu & klutuk.
4.     Pisang yg diambil seratnya misalnya pisang manila.

Pisang adalah buah yang sangat bergizi yg merupakan sumber vitamin, mineral & juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang & tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol & asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang yg telah dipotong kecil & daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara radisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri & pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing & penawar racun.

Untuk budidaya buah pisang hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa Barat adalah Cianjur, Sukabumi & daerah sekitar Cirebon. Tidak diketahui dengan pasti berapa luas perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah satu negara tropis yg memasok pisang segar/kering ke Jepang,Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat & Perancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina.

BAB III
PEMBAHASAN

A.    Syarat Tumbuh
1.     Iklim
a.      Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung terhadap pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat kurang maksimal.
b.     Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin topan dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
c.      Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tumbuh dengan dua bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.

2.     Media Tanam
a.      Pisang dapat tumbuh ditanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam ditanah berhumus dengan pemupukan.
b.     Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena tanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 – 200 cm, di daerah setengah basah 100 – 200 cm dan di daerah kering 50-150 cm. Tanah yg telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.

3.     Ketinggian Tempat
Tanaman pisang toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, pisang nangka dan pisang tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl.

B.    Teknis Budidaya Pisang
1.     Sifat Botani
Pisang merupakan tanaman semak berbatang semu (pseudostem) yang ketinggian pohon mencapai 1 – 4 m tergantung varietasnya. Tanaman ini bersifat merumpun dengan daun yang lebar memanjang tulang daun yang besar berbunga tunggal dan bunga pisang menyerbuk silang melalui serangga penyerbuk serta tidak mempunyai akar tunggang tetapi akar samping.

2.     Agroekologi
Tanaman pisang dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga dataran tinggi 1.000m dpl yang bertipe iklim basah. Curah hujan berkisar antara 1.000 – 3.000 mm per tahun. Tanaman lebih senang tumbuh di tanah yang subur dengan pH tanah 4,5 – 7,5.

3.     Varietas Unggul
Varietas yang dianjurkan untuk pengembangan adalah pisang ambon kuning, raja bulu, dan barangan. Pisang Cavendish (ambon Jepang) yang dianjurkan belum banyak diterima konsumen.

1.     Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).
a.      Persyaratan Bibit
Tinggi anakan yg dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari pohon yg berbuah baik & sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dlm tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda & dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga & persediaan makanan di dalam bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit yg berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yg lebar.
b.     Penyiapan Bibit
Bibit dapat dibeli dari daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
c.      Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
Untuk menghindari penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut:
1)     Setelah dipotong, bersihkan tanah yg menempel di akar.
2)     Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun yg lebar.
3)     Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dlm insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
4)     Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
5)     Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dlm air panas beberapa menit.

2.     Pengolahan Media Tanam
a.      Pembukaan Lahan
Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi & letak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yg masih padat; pembuatan sengkedan & pembuatan saluran pengeluaran air.
b.     Pembentukan Sengkedan
Bagian tanah yg miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan yg berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N & juga penahan angin.
c.      Pembuatan Saluran Pembuangan Air
Saluran ini harus dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil & tanah-tanah datar. Di atas landasan & sisi saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari landasan saluran itu sendiri.

3.     Teknik Penanaman
a.      Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam dalam budidaya buah pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim. Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yg curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa & arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.
b.     Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang & 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
c.      Cara Penanaman
Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15–20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.

4.     Pemeliharaan Tanaman
a.      Penjarangan
Untuk mendapatkan hasil yg baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dlm satu rumpun terdapat anakan yg masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yg baru.
b.     Penyiangan
Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak & juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan & penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran & tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
c.      Perempalan
Daun-daun yg mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman & sanitasi lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
d.     Pemupukan
Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl & 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dlm satu tahun yg diletakkan di dlm larikan yg mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat & kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dalam setahun).
Waktu pemupukan pisang terbagi menjadi 2 fase, yaitu :
1)     Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Pupuk yang digunakan pada tanaman belum menghasilkan adalah ABG-Bios, ABG-Tablet, ABG-D, ABG-B dan pupuk kandang. Sedangkan untuk meningkatkan kesehatan tanaman gunakan ABG-BIO. Dosis pemupukan ABG adalah sebagai berikut:
a)     Berikan (4–10) tablet ABG-Tablet per tanaman + (100–500) gram ABG-Bios per tanaman. Aplikasi 2 kali dalam setahun. Pupuk ditempatkan dalam lubang hingga sedalam (5–10) cm, dengan jarak (20–30) cm dari tanaman, pada (3–4) titik/tempat. Dosis disesuaikan dengan umur tanaman, yaitu meningkat (3-4) tablet/tahun. Jika tersedia, dianjurkan untuk memberikan pupuk kandang sekitar (2–5) kg/tanaman, sekali dalam setahun.
b)     Untuk memacu pertumbuhan vegetatif (daun, tunas) kombinasikan dengan penyemprotan atau penyiraman ABG-D, dengan konsentrasi (2–4) cc/liter air, pada tanaman secara merata, dengan interval 30 hari sekali.
c)     Untuk mencegah penyakit akar dan meningkatkan kesehatan tanaman pisang, berikan ABG-BIO setiap (1–2) bulan. Caranya: Larutkan (1–2) bungkus ABG-BIO + 1 kg dedak + 5 kg ABG-Bios + 5 tutup ABG-D, dalam (50-100) liter air, aduk secara merata, dan biarkan selama (2-4) jam. Kemudian siramkan sebanyak (2–5) liter/tanaman, pada perakaran tanaman.
2)     Tanaman Menghasilkan (TM).
a)     Berikan (6–10) tablet ABG-Tablet per tanaman + (500–1.000) gram ABG-Bios per tanaman. Aplikasi 2 kali dalam setahun. Pupuk ditempatkan dalam lubang sedalam (5–10) cm, dengan jarak (50–200) cm dari tanaman, pada (6–8) titik/tempat di sekeliling tanaman. (3–4) titik di bawah tajuk terluar, dan (3–4) titik antara tajuk terluar dengan batang. Dosis disesuaikan dengan umur tanaman dan jumlah tanaman per rumpun. Jika tersedia, dianjurkan untuk memberikan pupuk kandang (5–10) kg/rumpun, sekali dalam setahun.
b)     Untuk memacu pertumbuhan vegetatif (daun, tunas) dan pembuahan, kombinasikan dengan penyemprotan ABG-D dan ABG-B. Setelah pemetikan buah (panen), gunakan ABG-D, dengan konsentrasi (2-4) cc/liter air, dengan cara disemprotkan pada tanaman secara merata, dengan interval 30 hari sekali. Untuk merangsang pembungaan, semprotkan ABG-B, dengan konsentrasi (2–4) cc/liter air, secara merata pada tanaman, dengan interval (20–30) hari. Aplikasi dapat juga dilakukan melalui tanah, yaitu dengan menyiramkan larutan tersebut pada perakaran tanaman. Caranya: Larutkan (20–50) cc ABG-D atau ABG-B, dalam  (1–5) liter air, kemudian siramkan pada perakaran. Buat (4–6) lubang hingga kedalaman 5 cm, kemudian siramkan larutan ke dalam lubang tersebut. Penggunaan paling optimal adalah kombinasinya, yaitu disemprotkan dan disiramkan.
c)     Untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan tanaman pisang berikan ABG-BIO setiap (1–2) bulan. Caranya: Larutkan (1–2) bungkus ABG-BIO + 1 kg dedak + 5 kg ABG-Bios, dalam (50-100) liter air, aduk secara merata dan biarkan sekitar (2-4) jam. Kemudian siramkan sebanyak (2–5) liter/tanaman pada perakaran tanaman.
e.      Pengairan & Penyiraman
Pisang akan tumbuh subur & berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yg berada di antara barisan tanaman pisang.
f.      Pemberian Mulsa
Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah & menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
g.     Pemeliharaan Buah
Jantung pisang yg telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas & 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan bambu yg dibenamkan sedalam 30 cm ke dlm tanah.

5.     Hama dan Penyakit
a.      Hama
1)     Ulat daun (Erienota thrax.)
*     Bagian yg diserang adalah daun.
*     Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.
*     Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yang cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisidaMalathion.
2)     Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
*     Bagian yang diserang adalah kelopak daun, batang.
*     Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dlm kelopak daun, batang pisang penuh lorong.
*     Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan.
3)     Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
*     Bagian yang diserang adalah akar.
*     Gejala: tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak.
*     Pengendalian: gunakan bibit yang telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.
4)     Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
*     Bagian yang diserang adalah bunga & buah.
*     Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.
*     Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.
b.     Penyakit
1)     Penyakit darah
*     Penyebab: Xanthomonas celebensis (bakteri). Bagian yg diserang adalah jaringan tanaman bagian dalam.
*     Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah.
*     Pengendalian: dengan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
2)     Panama
*     Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Bagian yang diserang adalah daun.
*     Gejala: daun layu dan putus, pertama daun luar lalu daun dibagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam.
*     Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit.
3)     Bintik daun
*     Penyebab: jamur Cercospora musae. Bagian yg diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yg makin meluas.
*     Pengendalian: dengan menggunakan fungisida yang mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB).
4)     Layu
*     Penyebab: bakteri Bacillus . Bagian yang diserang adalah akar.
*     Gejala: tanaman layu dan mati.
*     Pengendalian: membongkar dan membakar tanaman yang sakit
5)     Daun pucuk
*     Penyebab: virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Bagian yang diserang adalah daun pucuk.
*     Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok.
*     Pengendalian: cara membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

c.      Gulma
Tidak lama setelah tanam dan setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan yang harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
1)     Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax 80 Wp, Round up dan dalapon.
2)     Menanam tanaman penutup tanah yang dapat menahan erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hama penyakit, tidak memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3)     Menutup tanah dengan plastik polietilen.

a.      Ciri & Umur Panen
Pada umur 1 tahun rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah & bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yg cukup umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yg masih jelas sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yg diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tidak terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih tahan disimpan 10 hari setelah diterima konsumen.
b.     Cara Panen
Dalam budidaya buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yg diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yg tajam & bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dlm posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan posisi ini buah pisang terhindar dari luka yg dapat diakibatkan oleh pergesekan buah dengan tanah. Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tunas.
c.      Periode Panen
Pada perkebunan pisang yg cukup luas, panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
d.     Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia, di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) & perkebunan besar (> 30 ha), produksi yg ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.

Secara konvensional tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan & diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan dari tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos dengan posisi terbalik dlm beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan.

E.    Analisis Ekonomi Budidaya Tanaman
1.     Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya pisang dengan luasan 1 ha di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
a.      Biaya produksi 1 ha pisang dari tahun ke-1 sampai ke-4 adalah:
Tahun ke-1  Rp. 5.338.000,-
Tahun ke-2  Rp. 4.235.000,-
Tahun ke-3  Rp. 4.518.000,-
Tahun ke-4  Rp. 4.545.300,-
b.     Penerimaan tahun ke I sampai IV 
Tahun ke-1: 0,8 x 1.000 tandan  Rp. 6.000.000,-
Tahun ke-2: 0,8 x 2.000 tandan  Rp. 12.000.000,-
Tahun ke-3: 0,8 x 2.000 tandan  Rp. 12.000.000,-
Tahun ke-4: 0,8 x 2.000 tandan  Rp. 12.000.000,-
c.      Keuntungan
Keuntungan selama 4 tahun penanaman  Rp. 23.363.700,-
Keuntungan/tahun  Rp. 5.840.925,-
e.      Parameter Kelayakan Usaha  Output/Input rasio = 2,150
Keterangan : *) perkiraan harga 1 tandan Rp. 7.500,-

2.     Gambaran Peluang Agribisnis
Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi standard internasional. 
Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia.
Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%.
Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung penanaman pisang, karena itu secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan.
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada di wilayah khatulistiwa yang terbentang antara 23o 17’ lintang utara dan 23o 17’lintang selatan. Daerah ini memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dengan subur.
Tanaman pisang dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga dataran tinggi 1.000m dpl yang bertipe iklim basah. Curah hujan berkisar antara 1.000 – 3.000 mm per tahun. Tanaman lebih senang tumbuh di tanah yang subur dengan pH tanah 4,5 – 7,5.
Pisang tidak mengenal musim panen dan dapat berbuah setiap saat. Hasilnya bisa mencapai 1 – 17 sisir setiap tandan atau 4 – 40 kg/ tandan. Dalam tandan pisang tanduk terdapat 1 – 7 sisir, sedangkan pada pisang 7 – 17 sisir. Setelah dipanen, tandan pisang disisir hati-hati jangan sampai terluka.
Banyak jenis buah-buahan trofis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia. Namun, buah-buahan tersebut kebanyakan membanjiri pasar local hanya pada saat panen raya. Baru sedikit buah pisang khususnya yang menempati pasar swalayan atau pasar dunia.

B.    Saran
1.     Mahasiswa diharapkan dapat menggali dan mencari tentang teknik-teknik budidaya yang baik dan inovatif terhadap perkembangan budidaya tanaman pisang
2.     Pelaku usaha diharapkan dapat berkerjasam dengan pihak terkait baik pemerintah maupun universitas dalam kaitannya dengan pengembangan budidaya tanaman pisang baik dari aspek teknologi budidaya maupun aspek pemasaran buah pisang.

DAFTAR PUSTAKA


1 komentar:

  1. Saya punya pesan penting mengenai bagaimana saya memperoleh pinjaman dari pemberi pinjaman yang memiliki reputasi baik setelah pengalaman yang sulit dengan orang-orang yang melakukan penipuan. Pemberi pinjaman Best Loan membantu saya memperoleh pinjaman, dan saya sangat menyarankan untuk menghubungi mereka jika Anda membutuhkan bantuan keuangan. Anda dapat menghubungi mereka melalui email di pedroloanss@gmail.com atau WhatsApp di +393510140339. Jangan ragu untuk menghubungi mereka dan mengucapkan terima kasih kepada saya nanti. Percayalah, mereka tidak akan mengecewakan Anda. Terima kasih. - Nazgul William.

    BalasHapus