BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
sejarah usaha pertanian, lahan pekarangan merupakan tempat kegiatan usaha tani
yang mempunyai peranan besar terhadap pemenuhan
kebutuhan keluarga. Pekarangan pada dasarnya adalah sebidang tanah yang
terletak disekitar rumah dan biasanya dikelilingi pagar atau pembatas.
Lahan
pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, misalnya sebagai warung
hidup dan apotik hidup, menambah pendapatan keluarga,
menyediakan bahan-bahan bangunan, dan memberikan keindahan dilingkungan tempat
tinggal. Penataan bentuk dan pola pekarangan berbeda-beda, tergantung
banyak faktor. Misalnya faktor
luas tanah, ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi), keadaan iklim,
jenis tanaman, dan jauh dekatnya dari kota.
Secara
garis besar, pemanfaatan lahan pekarangan
menurut lokasinya dikelompokkan menjadi tiga kategori :
1.
Didaerah pedalaman, pekarangan pada umumnya
dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan gizi, obat-obatan, dan rempah-rempah,
serta untuk pelestarian
lingkungan.
2.
Didaerah pedesaan yang dekat dengan pusat konsumsi,
pekarangan dimanfaatkan sebagai penghasil buah-buahan, sumber penghasilan, dan pelestaran lingkungan.
3.
Didaerah perkotaan, pekarangan dimanfaatkan sebagai
sumber pangan untuk perbaikan gizi, memberikan kenyamanan dan keindahan, serta
melestarikan lingkungan.
Lahan pekarangan dapat dijadikan asset berharga bagi pengembangan usaha
tani skala rumah tangga. Oleh karena itu pemanfaatan lahan pekarangan dapat dijadikan basis usaha
pertanian tanaman sayuran dalam rangka memberdayakan sumberdaya keluarga serta
meningkatkan ketahanan pangan dan kecukupan gizi.
B.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.
Meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan, kesadaran serta memotivasi masyarakat dalam
pemanfaatan lahan kosong/pekarangan sebagai sumber pangan/ketahanan pangan dan
pendapatan keluarga
2.
Meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan masyarakat dalam menyiapkan, pengolah,
menyajikan dan mengkosumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman
C.
Sasaran
1.
Masyarakat
dalam pemanfaatan lahan pekarangan yang potensi dibudidayakan tanaman pangan,
horticultural, ternak dan ikan
2.
Masyarakat
dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam menyiapkan,
pengolah, menyajikan dan mengkosumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang
dan aman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pekarangan
Pekarangan
merupakan sebidang tanah di sekitar rumah yang mudah di usahakan
dengan tujuan untuk meningkatkan pemenuhan gizi mikro melalui perbaikan menu
keluarga. Pekarangan sering juga disebut sebagai lumbung hidup, warung hidup
atau apotik hidup.
Lahan pekarangan
sudah lama dikenal dan memiliki fungsi multiguna antara lain yaitu;
1.
Selain
untuk penghijauan, tanaman sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan sayur;
2.
Salah
satu bentuk penyaluran hobi;
3.
Timbulnya
rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran yang ditanam sendiri ;
4.
Diperolehnya
sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena
penggunaanpestisida yang dapat ditekan semaksimal mungkin;
5.
Bertanam
sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih mencintai Alam ;
6.
Bahkan
di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik,menanam sayur mayur di kebun
dapat turut membantu perekonomian dalam rumah tangga , bahkan kalau hasilnya
lebih, bisa dijual ke pasar.
Peningkatan
kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama dalam menunjang suksesnya
Pembangunan antara lain dengan memanfaatkan tanah-tanah pekarangan secara
intensif. Setiap anggota masyarakat baik yang tinggal di kota maupun
di pedesaan mempunyai atau hidup dalam suatu pekarangan, hanya
penduduk yang berdomisili di pedesaan biasanya dapat menikmati tingkat
ketenangan yang relatif lebih baik karena terhindar dari keramaian atau volusi,
namun bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan itu nampaknya masih belum
memanfaatkan potensi tanah pekarangannya.
Pekarangan bukan
hanya untuk menciptakan keindahan dan kesejukan saja, tetapi lebih daripada itu
adalah guna meningkatkan perekonomian keluarga masing-masing. Jenis-jenis
tanaman yang bisa ditanam di pekarangan rumah masing-masing adalah jenis
sayur-sayuran, buah-buahan, obat-obatan, tanaman hias dan lain
sebagainya yang kesemuanya itu dapat menunjang kebutuhan sehari-hari dan
selebihnya bisa dijual.
Pemanfaatan
Pekarangan yang dikelola melalui pendekatan terpadu berbagai jenis tanaman,
ternak dan ikan, sehingga akan menjamin ketersediaan bahan pangan yang
beranekaragam secara terus menerus, guna pemenuhan gizi keluarga.
Menurut Peny, DH
dan Benneth Ginting, 1984, Usaha di pekarangan jika dikelola secara intensif
sesuai dengan potensi pekarangan, disamping dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
rumah tangga, juga dapat memberikan sumbangan pendapatan bagi keluarga. Dari
hasil penelitian di Yogyakarta (secara umum pekarangan dapat
memberikan sumbangan pendapatan antara 7% sampai dengan 45%.
B.
Prinsip Pemanfaatan Pekarangan
Bila diteliti lebih jauh
tentang manfaat pekarangan dengan melakukan intensifikasi tanaman pekarangan di
jumpai tiga prinsif utama yakni;
1. Prinsip Dengan
Pengeluaran Biaya Serendah Mungkin
Prinsip dengan pengeluaran biaya serendah mungkin
dimaksudkan dengan mengeluarkan biaya sedikit didalam melaksanakan penanaman di
dalam pekarangan tersebut akan dapat hasil yang lebih banyak, sehingga dengan
usaha memanfaatkan tanah pekarangan itu berarti keluarga bersangkutan telah
melaksanakan prinsip-prinsip ekonomididalam meningkatan pendapatan.
Untuk dapat menunjang suksesnya tanaman- tanaman di dalam
pekarangan tersebut perlu pula melakukan pemupukan dengan pupuk kandang, kompas
yang diperoleh tanpa membeli atau diperoleh dari dalam pekarangan itu sendiri.
Jika ada bibit penyakit pada tanaman didalam pekarangan
tersebut disarankan supaya sebaiknya didalam melakukan pemberantasan jangan
memakai obat-obatan yang untuk memperolehnya harus mengeluarkan uang, tetapi
sebaiknya diberantas dengan membakar sampah-sampah sedikit demi sedikit.
2. Prinsip Berkesinambungan
Prinsip berkesinambungan, dengan maksud melakukan usaha
tanaman pekarangan itu tidak hanya sekali saja atau hanya pada waktu diingatkan
saja, namun sebaiknya dilakukan terus-menerus karena pada hakekatnya usaha yang
berkelanjutan itu akan memberikan kemanfaatan atau kemudahan bagi keluarga
sendiri untuk menunjang kebutuhan hidup selama-lamanya. Manusia selama hidup
selalu membutuhkan makanan sedangkan apa yang diusahakan melalui intensifikasi
tanaman pekarangan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
3. Prinsip
Pengembangan Tanaman Bergizi Tinggi
Prinsip pengembangan tanaman bergizi tinggi,
yaitu jenis- jenis tanaman yang akan ditananam tersebut sebaiknya
diseleksi jenis tanaman yang bisa memberikan gizi tinggitanpa mengurangi,
pertimbangan penyesuaian faktor iklim, tempat, selera dan lain sebagainya.
Pemerintah dalam hal ini, khususnya bagi Dinas Pertanian yang lebih banyak
tahu tentang jenis tanaman yang bergizi tinggi itu akan sering memberikan
dorongan kepada masyarakat atau sama sekali belum pernah dirasakan
oleh masyarakat setempat pada suatu lingkungannya.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Penataan Pekarangan
Pekarangan merupakan lahan di
sekitar rumah, karena itu pemanfaatan pekarangan bukan hanya mempertimbangkan
hasil, tapi juga perlu mempertimbangkan aspek keindahan. Sebagai acuan,
penataan pekarangan dapat dilakukan sebagai berikut:
1.
Halaman
depan (buruan):, tanaman hias, pohon buah, tempat bermain anak, bangku
taman, tempat menjemur hasil pertanian
2.
Halaman
samping (pipir): tempat jemur pakaian, pohon penghasil kayu bakar, bedeng
tanaman pangan, tanaman obat, kolam ikan, sumur dan kamar mandi
3.
Halaman
belakang (kebon): bedeng tanaman sayuran, tanaman bumbu, kandang ternak,
tanaman industri
B.
Potensi Pengembangan
Komoditi yang diusahakan
dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan kesesuaian komoditi dengan daerah
yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai guna meliputi:
1.
Tanaman
pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbuan, obat
2.
Tanaman
bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong, tanaman pot,
tanaman taman, anggrek)
3.
Ternak:
ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pedaging
C.
Daur Ulang Di Pekarangan
Usahatani di pekarangan dapat
dilakukan dengan biaya yang lebih murah karena, limbah yang dihasilkan dapat di
daur ulang untuk kepentingan usahatani berikutnya:
1.
Sampah
pekarangan dan sampah rumah tangga dapat dikomposkan dengan membuat
lubang sampah atau bak-bak pengomposan.
2.
Selain
untuk pupuk, sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan ikan
3.
Pupuk
kandang dan endapan lumpur dari kolam digunakan untuk pupuk
bagi tanaman
D. Penggunaan dan Desain Pekarangan
1.
Penggunaan Pekarangan
Tempat tinggal dan lingkungan alam
yang sehat, aman dan nyaman merupakan faktor penting yang mempengaruhi mutu
kehidupan manusia, sama dengan halnya pangan. Dari segi psikologis, perasaan
nyaman, tentram,dan relaks sebagian besar diperoleh dari alam,
misalnya melalui tanaman baik yang ditanam dikebun maupun didalam pot. Warna
hijau dan, warna bunga serta aromanya akan memberikan suasana tenang dan
nyaman, menimbulkan keceriaan dan mempengaruhi kerja otak dan pikiran. Dari
segi kesehatan fisik, tanaman dapat dijadikan obat-obatan bila tubuh mengalami
gangguan kesehatan, menjadi penangkal debu maupun pelindung dari sinar matahari
secara langsung.
Selain sumber ketenangan, tanaman
terutama yang ditanam diluar rumah, dapat digunakan sebagai sumber pangan, baik
sayur-sayuran, buah-buahan, umbi, maupun bumbu, rempah-rempah atau tanaman
obat. Cara pemeliharaan sebaiknya menggunakan cara-cara organic dan alami, seperti kompos, serta
penggunaan perlindungan hama yang alami. Dengan demikian, hasil panen akan
betul-betul sehat dan layak untuk dimakan, beraroma, dan seringkali lebih murah
dari pada membeli diwarung atau pasar. Keunggulan lain dari hasil panen organic
selain sehat adalah rasa, tekstur, dan awet.
Kelemahan utama dari bahan pangan
organic adalah penampilanya yang kadang-kadang kurang menarik. Misalnya diatas
daun dan buah sering terlihat bekas
lubang dan gigitan serangga, siput dan binatang lain. Sayuran oganik pada
umumnya terlihat tidak mulus, berlubang-lubang, dan warna hijau kurang cerah.
Hal ini terjadi karena pemberantasan hama dilakukan secara manual atau dengan
memakai pestisida alami sehingga hasilnya tidak optimal.
2.
Membuat dan
Mendesain Pekarangan
Letak dan isi pekarangan sebaiknya
direncanakan sebelum dibuat. Pemilihan tempat berkaitan terutama dengan tinggi
rendahnya intensitas cahaya matahari dan dengan bayangan yang diterima tanaman
nantinya. Tanaman sayur daun seperti bayam, caisim, kangkung, dan seledri
memerlukan cahaya matahari dengan intensitas sedang. Faktor lain adalah curah
hujan, kontur tanah, dan sifat tanah apakah termasuk tanah liat, gembur atau
berpasir. Tanah dikatakan subur bila memiliki kandungan humus yang tinggi,
misalnya dengan menvampurkan tanah dengan campuran kompos. Tanah yang cocok
untuk berkebun adalah yang berstruktur remah, yakni yang gumpalan kecil dan
memiliki por-pori hingga mampu membentuk sirkulasi udara
dan resapan air dengan baik.
Dalam tata ruang dikenal adanya factor-faktor keseimbangan (balance),
keselarasan (harmoni), kesinambungan (continuitas) dan Kesatuan (unity).
Mendesain pekarangan untuk menanam sayuran perlu memperhatikan kaidah-kaidah
pertamanan. Misalnya pembuatan bedengan-bedengan yang biasanya berbentuk lurus
dan memberi kesan kaku, diubah menjadi berbelok-belok sehingga memberi kesan
luwes. Selain itu jenis tanaman sayuran yang berbeda-beda ditata dengan
memperhatikan tinggi rendahnya tanaman, kasar dan halusnya tekstur daun, serta
komposisi warna daun, buah, maupun bunganya.
Penataan tanaman dipekarangan dapat
pula berupa tanaman sayuran dalam pot atau wadah lain yang mudah
dipindah-pindahkan, sesuai dengan keinginan dan keserasian lingkungan.
Diperkotaan dapat diterapkan teknik budidaya tanaman sayuran secara verikultur,
baik pot sayuran yang ditata diatas rak-rak maupun digantung pada bangunan.
Budidaya tanaman sayuran
dipekarangan harus dipadukan dengan ekositim pekarangan itu sendiiri. Sebagai
contoh, desain pekarangan yang ditunjukkan dalam gambar 10 dan 11.
Masing-masing adalah contoh desain pekarangan didataran redah yang beriklim basah.
E. Intensifikasi Pekarangan sebagai Warung Hidup
Salah
satu usaha untuk mengatasi berbagai masalah
kekurangan gizi adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan. Pekarangan
sangat potensial untuk dijadikan lahan usaha tani sayuran sebagai “warung
hidup”. Disebut warung hidup karena hasil sayuran dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan sayuran sehari-hari tanpa harus membeli dipasar. Warung
hidup dipekarangan memiliki berbagai fungsi antara lain sebagai berikut.
1.
Sumber Vitamin
Vitamin adalah zat makanan yang
diperlukan untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Walaupun tidak terlau besar,
kebutuhan vitamin sangat penting artinya bagi
tubuh manusia antara lain sebagai :
a. Vitamin A
berperan dalam pertumbuhan
fisik dan penglihatan
b. Vitamin B
berperan dalam pertumbuhan fisik, menambah nafsu makan, penyempurnaan
pencernaan, memelihara kesehatan jaringan tubuh dan membantu
proses pembentukan sel-sel darah merah.
c. Vitamin C
berperan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
serta berperan dalam pembentukan sel-sel darah dan jaringan tubuh.
d. Vitamin D
berperan dalam pembentukan
tulang dan gigi.
e. Vitamin E
berperan dalam hal kesanggupan
untuk menghasilkan keturunan.
f. Vitamin K
berperan dalam proses pembekuan
darah.
Kekurangan vitamin dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Sering terjadi didalam masyarakat kita adalah kekurangan vitamin A dan C. Kekurangan vitamin A dapat
menyebabkan buta senja dan xerophtholmia. Akibat yang sangat serius adalah kebutaan dan tidak dapat
disembuhkan lagi. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan gusi berdarah. Jika
kekurangan vitamin C pada masa kanak-kanak, pertumbuhan gigi geligi akan
terganggu. Pada tingkat yang ringan memberikan gejala pada jaringan gusi, bisa
dijumpai pada anak-anak pra sekolah.
Kebutuhan akan vitamin A dan C dapat dipenuhi dari sayur-sayuran. Beberapa
jenis sayaur-sayuran yang kayaakan
vitamin A ( 5.000 – 18.000 SI) adalah bayam, sawi, kankung, kacang panjang,
kecipir, katuk, dan kemangi. Sementara beberapa jenis sayuran yang banyak mengandung
vitamin C (50 – 275 mg) adalah katuk, lobak, bayam, petsai, oyong, dan cabai
hijau besar
2.
Sumber Mineral
Mineral menempati sekitar 4 % dari total berat tubuh manusia. Berdasarkan
macamnya, unsur mineral yang dibutuhkan oleh manusia adalah unsur K, Na, Ca,
Mg, P, S dan Cl sbagai mineral makro, serta unsure Fe, Cu, Co, Se, Zn, Cr dan
Mo sebagai mineral mikro.
Mineral yang berkaitan erat dengan
sayuran serta apabila tidak terpenuhi akan menimbulkan masalah kesehatan adalah
zat besi (Fe). Kekurangan Fe menimbulkan animea gizi yang dapat mengakibatkan
produktifitas dan daya konsentrasi berkurang. Sayuran yang mengandung vitamin C
berperan meningkatkan absorpsi Fe dalam usus. Jenis sayuran yang banyak
mengandung zat besi antara lain bayam, kacang panjang, kecipir, lobak,
kangkung, katuk, kemangi, petsai, sawi, cabai, dan wortel.
3.
Sumber Penganekaragaman (Diversivikasi) Makanan
Teori Blum mengatakan bahwa faktor
perilaku sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan derajat kesehatan. Salah
satu unsur yang penting dalam 4 sehat 5
sempurna adalah sayuran. Penganekaragaman (diversifikasi) makanan pada dasarnya
menekankan pada konsumsi makanan yang bervariasi. Membiasakan berfikir dan
bertindak dalam memilih bahan makanan atas dasar pedoman 4 sehat 5 sempurna, termasuk
didalamnya sayuran penting dilakukan. Oleh karena itu penanaman pekarangan
dengan aneka jenis sayuran akan merupakan sumber penganekaragaman makanan.
4.
Sarana Kesehatan
Produk sayuran kaya akan zat gizi
yang dibutuhkan untuk perbaikan gizi keluarga dan sarana kesehatan masyarakat.
Kampanye dengan moto “kembali ke alam”
mengisyaratkan pentingnya menggunakan makanan alami, termasuk sayuran.
Usaha intensifikasi pekarangan
secara kontinu dengan budidaya sayuran merupakan penunjang utama tingkat
konsumsi sayuran, perbaikan kualtas hidup,
dan peningkatan pendapatan.
1. Tanaman
Pangan dan Hortikultura
Tanaman pangan yang di budidayakan perlu di sesuikan dengan
kecocokan agroklimat. Pada umumnya budidaya tanaman pangan dan hortikultura
berada di dataran rendah. Oleh karenanya tanaman yang di anjurkan, anatara lain
kacang panjang, bayam, kangkung, pisang, dan pepaya.
a.
Budidaya
pisang
Budidaya pisang dapat di perbanyak dengan cara anakan atau
kultur jaringan. Penanaman pepaya di atur dengan jarak tanam 2,5 x 4 meter.
Setiap rumpun hanya di tinggalkan 3 tanaman agar tetap gemuk dan panen dapat
diatur berurutan selang setiap 4 bulan.
b.
Budiaya
Pepaya
Tanaman pepaya yang biasa di
budidayakan antara lain varietas diumpit, cibinong, jingga (solo) dan
lainnya.
Cara menanam pepaya yaitu dengan menanam bibit pepaya 2 - 3
bibit pada setiap lubang tanaman. setelah besar dan membentuk bunga, kemudian
di seleksi dengan meninggalkan 1 tanaman pepaya yang berbunga hermaphrodite
atau bunga jantan dan betina dalam satu pohon dalam satu pohon/tanaman.
2. Tanaman
Perkebunan
Tanaman perkebunan yang ideal di budidayakan di
lahan pekarangan sebagai kebutuhan keluarga dan sumber pendapatan yaitu kelapa
karena kelapa bukan tanaman perkebunan yang berbuah musiman melainkan sepanjang
waktu.
Perbanyakan
tanaman kelapa menggunakan biji dan di tanam di lahan pekarangan di
bagian belakang dan pinggir kiri kanan rumah.
3. Pemeliharaan
Ternak dan Ikan di Lahan Pekarangan
Pemanfaatan lahan pekarangan bukan hanya terbatas
pembudidaya tanaman pangan dan horikultura melainkan bisa melakukan pemeliharan
ternak dan ikan dengan kapasitas yang terjangkau oleh kondisi lahan di
pekarangan.
a.
Peternakan
Pemeliharan ternak di lahan pekarangan dimaksudkan agar
bahan pangan yang bergizi berupa daging selalu tersedia dan dapat menambah
penghasilan keluarga.
Pakan yang di berikan untuk ternak hendaknya menggunakan
sisa hasil produksi tanaman pangan. Ternak yang dapat di pelihara di lahan
pekarangan adalah unggas ( ayam, itik ) dan ternak kecil.
Dalam memelihara ternak untuk pertama kali di sarankan dari
jumlah yang sedikit serta perlu memperhatikan, yaitu sebagai berikut :
1)
Kandang
Kadang di buat di lahan pekarangan bagian belakang dan
letaknya tidak terlalu dekat dengan rumah.
2)
Pemeliharaan
Ternak yang di pelihara perlu di jaga kesehatannya dengan
memberikan makanan yang cukup dan bermutu serta menjaga kadang dan ternaknya
agar tetap bersih sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit unggas.
3)
Pencegahaan
Penyakit
Pemberian vaksi terhadap ternak sangat di ajurkan sebagai
dasar pencegahan penyebaran penyakit unggas. Lakukan vaksinasi tetelo (ND) yang
teratur pada ayam. Berikan obat-obatan sesui aturan dengan petunjuk dari
petugas setempat.
b.
Memelihara
Ikan
Pemeliaharaan ikan dilahan pekarangan ditunjukan untuk
memperoleh bahan makanan bergizi tinggi bagi keluarga.
Pada lahan pekarangan yang luas dapat dbuat kolam untuk
memelihara ikan di sesuaikan dengan sumber airnya. Kolam pekarangan terbagi
atas kolam dengan sumber irigasi atau sungai, air tadahan hujan dan
air sumur.
G.
Budidaya Organik
Budidaya tanaman di
pekarangan sebaiknya dilakukan secara organik atau sesedikit mungkin
menggunakan bahan kimia. melalui upaya tersebut bahan pangan yang dihasilkan
lebih sehat.
Bahan organik berasal dari
sisa tanaman, limbah ternak, libah rumah tangga atau lumpur endapan kolam ikan.
Proses pengomposan dapat
dipercepat dengan menggunakan biodekomposer yang banyak dijual di pasaran (
EM4, STARDEC, BIODEC, dan lain-lain.
H.
Pola Tanam Vertikal (Tanam Bersusun)
Pola tanam vertikal merupakan
usaha pertanian dengan memanfaatkan lahan semaksimal mungkin dengan
memanfaatkan potensi ketinggian, sehingga tanaman yang diusahakan per satuan
luas lebih banyak. Pola ini selain menghemat tempat juga hemat dalam
penggunaan pupuk dan air
Media tanam dapat menggunakan
media campuran tanah, pupuk kandang dan pasir/sekam dengan perbandingan
1:1:1 yang ditempatkan pada bak-bak tanaman (paralon, bambu, pot) yang
diatur bersusun ke atas.
Tanaman yang menginginkan
keteduhan diletakan paling bawah dan yang lebih suka panas diletakkan di atas.
I.
Tabulampot
Tabulampot adalah menanam
tanaman buah-buahan (bisa tanaman lainnya: bunga) di dalam pot.
1.
Media
tanam harus mampu menopang tanaman, dapat menyediakan hara, air
dan aerasi yang baik (sama dengan untuk pola tanam vertikal)
2.
Pot
yang kurang baik, akan menghasilkan tata udara yang kurang baik sehingga kurang
menguntungkan untuk perkembangan akar.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Lahan
pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti warung hidup dan
apotik hidup, menambah pendapatan keluarga, menyediakan bahan-bahan bangunan
dan memberikan keindahan dilingkugan tempat tinggal. Penataan bentuk dan pola
pekarangan tergantung bannyak factor seperti luas tanah, ketinggian tempat dari
permukaan laut, keadaan iklim, jenis tanaman, dan jauh dekatnya dari kota.
Lahan
pekarangan dapat juga dijadikan
asset berharga bagi pengembangan usaha tani skala rumah tangga. Oleh karena itu
dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan dapat dijadikan basis usaha
pertanian tanaman sayuran dalam rangka memberdayakan sumberdaya keluarga serta
meningkatkan ketahanan pangan dan kecukupan gizi.
B.
Saran
Setelah mengikuti
materi ini diharapkan peserta diwilayahnya masing-masing dapat melakukan
sosialisasi dan pembinaan kepada petani dan
masyarakat dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan mereka
menjadi lebih berguna. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
rekan-rekan yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Semoga
makalah pemanfaatan lahan pekarangan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas
lebih khusus bagi masyarakat desa. Kritik dan saran dari berbagai pihak penulis
sangat harapkan, terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
pekarangan.html
http://bkp.ntbprov.go.id/berita-165-pekarangan-sumber-gizi-keluarga.html
8408
pekarangan-untuk-kebutuhan-pangan-keluarga-633930.html
rumah/
http://syambayu8.blogspot.com/2013/10/pemanfaatan-lahan-pekarangan-iii.html
Solusi-Menghadapi-Krisis-Pangan