BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada di
wilayah khatulistiwa yang terbentang antara 23o 17’ lintang
utara dan 23o17’lintang selatan. Daerah ini memungkinkan
tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dengan subur. Berbagai macam buah-buahan,
seperti durian, rambutan, lengkeng, pisang dan yang lainnya. Namun, masih
terlalu sedikit yang dibudidayakan, padahal buah-buahan tersebut merupakan
harta alam yang sangat berharga.
Keanekaragaman jenis buah-buahan merupakan sumber genetik yang sulit
ditemukan di daerah lain. Plasma nutfah ini dapat menjadi bahan utama
dalam penyusunan jenis baru dan varietas unggul buah-buahan dimasa dating.
Pisang berasal dari asia tenggara. Kini tanaman pisang telah
menyebar keseluruhan dunia, termasuk Indonesia. Buah pisang sangat popular dan
digemari oleh semua lapisan masyarakat.
Banyak jenis buah-buahan trofis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia.
Namun, buah-buahan tersebut kebanyakan membanjiri pasar local hanya pada
saat panen raya. Baru sedikit buah pisang khususnya yang menempati pasar
swalayan atau pasar dunia.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya pengkajian mengenai budidaya
tanaman pisang yang berorientasi pada pasar.
B.
Tujuan
Makalah
Tujuan
pembuatan makalah ini untuk :
1.
Mengetahui cara budidaya pisang yang baik.
2.
Mengetahui cara meningkatkan produksi dan
kualitas buah pisang.
3.
Mengetahui tujuan pemasaran buah pisang.
BAB
II
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yg berasal dari kawasan
di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar
ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan & Tengah. Di Jawa Barat, pisang
disebut dengan Cau, di Jawa Tengah & Jawa Timur dinamakan gedang.
Klasifikasi
botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.
Jenis pisang
dibagi menjadi empat:
1.
Pisang yg dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M.
paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M.
sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan & mas.
2.
Pisang yg dimakan setelah buahnya dimasak yaitu
M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya
pisang nangka, tanduk & kepok.
3.
Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yg
di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu & klutuk.
4.
Pisang yg diambil seratnya misalnya
pisang manila.
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yg merupakan sumber vitamin,
mineral & juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure
pisang & tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka
melalui proses fermentasi alkohol & asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi
pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca
diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang yg telah dipotong
kecil & daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba,
kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara
radisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri
& pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat
sakit kencing & penawar racun.
Untuk budidaya buah
pisang hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan
tanaman pisang. Pusat produksi pisang di Jawa Barat adalah Cianjur, Sukabumi
& daerah sekitar Cirebon. Tidak diketahui dengan pasti berapa luas
perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian Indonesia termasuk salah satu
negara tropis yg memasok pisang segar/kering ke Jepang,Hongkong, Cina,
Singapura, Arab, Australia, Negeri Belanda, Amerika Serikat &
Perancis. Nilai ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Syarat
Tumbuh
1. Iklim
a.
Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung
terhadap pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di
daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena
air disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat kurang
maksimal.
b.
Angin dengan kecepatan tinggi seperti
angin topan dapat merusak daun dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
c.
Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800
mm/tumbuh dengan dua bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi
dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
2. Media Tanam
a.
Pisang dapat tumbuh ditanah yang kaya humus,
mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya
pisang ditanam ditanah berhumus dengan pemupukan.
b.
Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh
menggenang karena tanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air
tanah di daerah basah adalah 50 – 200 cm, di daerah setengah basah 100 – 200 cm
dan di daerah kering 50-150 cm. Tanah yg telah mengalami erosi tidak akan
menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan
air. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
3. Ketinggian Tempat
Tanaman pisang toleran
akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di
dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, pisang
nangka dan pisang tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl.
B.
Teknis
Budidaya Pisang
1. Sifat Botani
Pisang merupakan
tanaman semak berbatang semu (pseudostem) yang ketinggian pohon mencapai 1 – 4
m tergantung varietasnya. Tanaman ini bersifat merumpun dengan daun yang lebar
memanjang tulang daun yang besar berbunga tunggal dan bunga pisang menyerbuk
silang melalui serangga penyerbuk serta tidak mempunyai akar tunggang tetapi
akar samping.
2. Agroekologi
Tanaman pisang dapat
tumbuh baik di dataran rendah hingga dataran tinggi 1.000m dpl yang bertipe
iklim basah. Curah hujan berkisar antara 1.000 – 3.000 mm per tahun.
Tanaman lebih senang tumbuh di tanah yang subur dengan pH tanah 4,5 – 7,5.
3. Varietas Unggul
Varietas yang
dianjurkan untuk pengembangan adalah pisang ambon kuning, raja bulu, dan
barangan. Pisang Cavendish (ambon Jepang) yang dianjurkan belum
banyak diterima konsumen.
1. Pembibitan
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif
berupa tunas-tunas (anakan).
a.
Persyaratan Bibit
Tinggi anakan yg
dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan
diambil dari pohon yg berbuah baik & sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh
terhadap produksi pisang (jumlah sisir dlm tiap tandan). Bibit anakan ada dua
jenis: anakan muda & dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena
sudah mempunyai bakal bunga & persediaan makanan di dalam bonggol sudah
banyak. Penggunaan bibit yg berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti
pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yg
lebar.
b.
Penyiapan Bibit
Bibit dapat dibeli dari
daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit
ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk
dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah
tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
c.
Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
Untuk menghindari
penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai
berikut:
1)
Setelah dipotong, bersihkan tanah yg menempel di
akar.
2)
Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum
tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun yg lebar.
3)
Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dlm
insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
4)
Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di
air mengalir selama 48 jam.
5)
Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda,
rendam umbi bibit di dlm air panas beberapa menit.
2. Pengolahan Media Tanam
a.
Pembukaan Lahan
Pemilihan lahan harus
mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi & letak pasar/industri pengolahan
pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan
perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak,
penggemburan tanah yg masih padat; pembuatan sengkedan & pembuatan saluran
pengeluaran air.
b.
Pembentukan Sengkedan
Bagian tanah yg miring
perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat
kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan
jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro
di batas sengkedan yg berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur
hara N & juga penahan angin.
c.
Pembuatan Saluran Pembuangan Air
Saluran ini harus
dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil & tanah-tanah datar. Di atas
landasan & sisi saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari
landasan saluran itu sendiri.
3. Teknik Penanaman
a.
Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam dalam budidaya buah
pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama
memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman
pisang. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman
pangan semusim. Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yg curah
hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa & arecanuts.
Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan
kelapa.
b.
Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang adalah 50
x 50 x 50 cm pada tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk
tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang & 3,3 x 3,3 m
untuk tanah berat.
c.
Cara Penanaman
Penanaman dilakukan
menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk
organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15–20 kg. Pemupukan organik
sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.
4. Pemeliharaan Tanaman
a.
Penjarangan
Untuk mendapatkan hasil
yg baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan
sedemikian rupa sehingga dlm satu rumpun terdapat anakan yg masing-masing
berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti
dengan tanaman yg baru.
b.
Penyiangan
Rumput/gulma di sekitar
pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak & juga induk baik.
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan & penimbunan dapuran
oleh tanah agar perakaran & tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan
bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga
penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
c.
Perempalan
Daun-daun yg mulai
mengering dipangkas agar kebersihan tanaman & sanitasi lingkungan terjaga.
Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
d.
Pemupukan
Pisang sangat
memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg
urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl & 200 kg batu kapur sebagai sumber
kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dlm satu tahun yg diletakkan di dlm larikan
yg mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah.
Pemupukan fosfat & kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dalam
setahun).
Waktu pemupukan pisang terbagi menjadi 2
fase, yaitu :
1)
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Pupuk yang digunakan
pada tanaman belum menghasilkan adalah ABG-Bios, ABG-Tablet, ABG-D, ABG-B dan
pupuk kandang. Sedangkan untuk meningkatkan kesehatan tanaman gunakan ABG-BIO.
Dosis pemupukan ABG adalah sebagai berikut:
a)
Berikan (4–10) tablet ABG-Tablet per tanaman +
(100–500) gram ABG-Bios per tanaman. Aplikasi 2 kali dalam setahun. Pupuk
ditempatkan dalam lubang hingga sedalam (5–10) cm, dengan jarak (20–30) cm dari
tanaman, pada (3–4) titik/tempat. Dosis disesuaikan dengan umur tanaman, yaitu
meningkat (3-4) tablet/tahun. Jika tersedia, dianjurkan untuk memberikan pupuk
kandang sekitar (2–5) kg/tanaman, sekali dalam setahun.
b)
Untuk memacu pertumbuhan vegetatif (daun, tunas)
kombinasikan dengan penyemprotan atau penyiraman
ABG-D, dengan konsentrasi (2–4) cc/liter air, pada tanaman secara
merata, dengan interval 30 hari sekali.
c)
Untuk mencegah penyakit akar dan meningkatkan
kesehatan tanaman pisang, berikan ABG-BIO setiap (1–2) bulan. Caranya: Larutkan
(1–2) bungkus ABG-BIO + 1 kg dedak + 5 kg ABG-Bios + 5 tutup ABG-D, dalam
(50-100) liter air, aduk secara merata, dan biarkan selama (2-4) jam. Kemudian
siramkan sebanyak (2–5) liter/tanaman, pada perakaran tanaman.
2)
Tanaman Menghasilkan (TM).
a)
Berikan (6–10) tablet ABG-Tablet per tanaman +
(500–1.000) gram ABG-Bios per tanaman. Aplikasi 2 kali dalam setahun. Pupuk
ditempatkan dalam lubang sedalam (5–10) cm, dengan jarak (50–200) cm dari
tanaman, pada (6–8) titik/tempat di sekeliling tanaman. (3–4) titik di bawah
tajuk terluar, dan (3–4) titik antara tajuk terluar dengan batang. Dosis
disesuaikan dengan umur tanaman dan jumlah tanaman per rumpun. Jika tersedia,
dianjurkan untuk memberikan pupuk kandang (5–10) kg/rumpun, sekali dalam
setahun.
b)
Untuk memacu pertumbuhan vegetatif (daun, tunas)
dan pembuahan, kombinasikan dengan penyemprotan ABG-D dan ABG-B. Setelah
pemetikan buah (panen), gunakan ABG-D, dengan konsentrasi (2-4) cc/liter
air, dengan cara disemprotkan pada tanaman secara merata, dengan interval
30 hari sekali. Untuk merangsang pembungaan, semprotkan ABG-B, dengan
konsentrasi (2–4) cc/liter air, secara merata pada tanaman, dengan interval
(20–30) hari. Aplikasi dapat juga dilakukan melalui tanah, yaitu dengan menyiramkan
larutan tersebut pada perakaran tanaman. Caranya: Larutkan (20–50) cc ABG-D
atau ABG-B, dalam (1–5) liter air, kemudian siramkan pada perakaran.
Buat (4–6) lubang hingga kedalaman 5 cm, kemudian siramkan larutan ke dalam
lubang tersebut. Penggunaan paling optimal adalah kombinasinya,
yaitu disemprotkan dan disiramkan.
c)
Untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatan tanaman pisang berikan ABG-BIO setiap (1–2) bulan. Caranya: Larutkan
(1–2) bungkus ABG-BIO + 1 kg dedak + 5 kg ABG-Bios, dalam (50-100) liter air,
aduk secara merata dan biarkan sekitar (2-4) jam. Kemudian siramkan sebanyak
(2–5) liter/tanaman pada perakaran tanaman.
e.
Pengairan & Penyiraman
Pisang akan tumbuh subur
& berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi
dengan cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yg berada di antara
barisan tanaman pisang.
f.
Pemberian Mulsa
Tanah di sekitar rumpun
pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk
mengurangi penguapan air tanah & menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus
menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau
tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
g.
Pemeliharaan Buah
Jantung pisang yg telah
berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah
tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang
dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan
ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5
cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di
atas pangkal sisir teratas & 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.
Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman
disangga dengan bambu yg dibenamkan sedalam 30 cm ke dlm tanah.
5. Hama dan Penyakit
a.
Hama
1)
Ulat daun (Erienota thrax.)
2)
Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
3)
Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus
similis).
4)
Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
b.
Penyakit
1)
Penyakit darah
2)
Panama
3)
Bintik daun
4)
Layu
5)
Daun pucuk
c.
Gulma
Tidak lama setelah
tanam dan setelah kanopi dewasa terbentuk, gulma akan menjadi persoalan
yang harus segera diatasi. Penanggulangan dilakukan dengan:
1)
Penggunaan herbisida seperti Paraquat, Gesapax
80 Wp, Round up dan dalapon.
2)
Menanam tanaman penutup tanah yang dapat menahan
erosi, tahan naungan, tidak mudah diserang hama penyakit, tidak
memanjat batang pisang. Misalnya Geophila repens.
3)
Menutup tanah dengan plastik polietilen.
a.
Ciri & Umur Panen
Pada umur 1 tahun
rata-rata pisang sudah berbuah. Saat panen ditentukan oleh umur buah &
bentuk buah. Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah yg cukup
umur untuk dipanen berumur 80-100 hari dengan siku-siku buah yg masih jelas
sampai hampir bulat. Penentuan umur panen harus didasarkan pada jumlah waktu yg
diperlukan untuk pengangkutan buah ke daerah penjualan sehingga buah tidak
terlalu matang saat sampai di tangan konsumen. Sedikitnya buah pisang masih
tahan disimpan 10 hari setelah diterima konsumen.
b.
Cara Panen
Dalam budidaya buah
pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yg
diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yg tajam
& bersih waktu memotong tandan. Tandan pisang disimpan dlm posisi terbalik
supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah. Dengan
posisi ini buah pisang terhindar dari luka yg dapat diakibatkan oleh pergesekan
buah dengan tanah. Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya
dihilangkan sama sekali. Jika tersedia tenaga kerja, batang pisang bisa saja
dipotong sampai setinggi 1 m dari permukaan tanah. Penyisaan batang dimaksudkan
untuk memacu pertumbuhan tunas.
c.
Periode Panen
Pada perkebunan pisang yg cukup luas,
panen dapat dilakukan 3-10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman
produktif.
d.
Perkiraan Produksi
Belum ada standard produksi pisang di Indonesia,
di sentra pisang dunia produksi 28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan
skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) & perkebunan besar
(> 30 ha), produksi yg ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.
Secara konvensional
tandan pisang ditutupi dengan daun pisang kering untuk mengurangi penguapan
& diangkut ke tempat pemasaran dengan menggunakan kendaraan
terbuka/tertutup. Untuk pengiriman ke luar negeri, sisir pisang dilepaskan
dari tandannya kemudian dipilah-pilah berdasarkan ukurannya. Pengepakan
dilakukan dengan menggunakan wadah karton. Sisir buah pisang dimasukkan ke dos
dengan posisi terbalik dlm beberapa lapisan. Sebaiknya luka potongan di ujung
sisir buah pisang disucihamakan untuk menghindari pembusukan.
E.
Analisis
Ekonomi Budidaya Tanaman
1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis
budidaya pisang dengan luasan 1 ha di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
a.
Biaya produksi 1 ha pisang dari tahun ke-1
sampai ke-4 adalah:
Tahun ke-1 Rp. 5.338.000,-
Tahun ke-2 Rp. 4.235.000,-
Tahun ke-3 Rp. 4.518.000,-
Tahun ke-4 Rp. 4.545.300,-
b.
Penerimaan tahun ke I sampai IV
Tahun ke-1: 0,8 x 1.000 tandan Rp.
6.000.000,-
Tahun ke-2: 0,8 x 2.000 tandan Rp.
12.000.000,-
Tahun ke-3: 0,8 x 2.000 tandan Rp.
12.000.000,-
Tahun ke-4: 0,8 x 2.000 tandan Rp.
12.000.000,-
c.
Keuntungan
Keuntungan selama 4 tahun penanaman
Rp. 23.363.700,-
Keuntungan/tahun Rp. 5.840.925,-
e.
Parameter Kelayakan Usaha Output/Input
rasio = 2,150
Keterangan : *) perkiraan harga 1 tandan
Rp. 7.500,-
2. Gambaran Peluang Agribisnis
Perkebunan pisang yang
permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko,
Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara
tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh
kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang
memenuhi standard internasional.
Hal tersebut
menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin
diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang
Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia.
Selain berpeluang dalam
ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang
baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26
% atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%.
Di Indonesia pisang
hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard
internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum dicapai
di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung penanaman pisang, karena
itu secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada di
wilayah khatulistiwa yang terbentang antara 23o 17’ lintang
utara dan 23o 17’lintang selatan. Daerah ini memungkinkan
tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dengan subur.
Tanaman pisang dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga dataran tinggi
1.000m dpl yang bertipe iklim basah. Curah hujan berkisar antara 1.000 – 3.000
mm per tahun. Tanaman lebih senang tumbuh di tanah yang subur dengan pH tanah
4,5 – 7,5.
Pisang tidak mengenal musim panen dan dapat berbuah setiap saat. Hasilnya
bisa mencapai 1 – 17 sisir setiap tandan atau 4 – 40 kg/ tandan. Dalam tandan
pisang tanduk terdapat 1 – 7 sisir, sedangkan pada pisang 7 – 17 sisir. Setelah
dipanen, tandan pisang disisir hati-hati jangan sampai terluka.
Banyak jenis buah-buahan trofis dihasilkan di berbagai wilayah Indonesia.
Namun, buah-buahan tersebut kebanyakan membanjiri pasar local hanya pada saat
panen raya. Baru sedikit buah pisang khususnya yang menempati pasar
swalayan atau pasar dunia.
B.
Saran
1.
Mahasiswa diharapkan dapat menggali dan mencari
tentang teknik-teknik budidaya yang baik dan inovatif terhadap perkembangan
budidaya tanaman pisang
2.
Pelaku usaha diharapkan dapat berkerjasam dengan
pihak terkait baik pemerintah maupun universitas dalam kaitannya dengan
pengembangan budidaya tanaman pisang baik dari aspek teknologi budidaya maupun
aspek pemasaran buah pisang.
DAFTAR
PUSTAKA
Saya punya pesan penting mengenai bagaimana saya memperoleh pinjaman dari pemberi pinjaman yang memiliki reputasi baik setelah pengalaman yang sulit dengan orang-orang yang melakukan penipuan. Pemberi pinjaman Best Loan membantu saya memperoleh pinjaman, dan saya sangat menyarankan untuk menghubungi mereka jika Anda membutuhkan bantuan keuangan. Anda dapat menghubungi mereka melalui email di pedroloanss@gmail.com atau WhatsApp di +393510140339. Jangan ragu untuk menghubungi mereka dan mengucapkan terima kasih kepada saya nanti. Percayalah, mereka tidak akan mengecewakan Anda. Terima kasih. - Nazgul William.
BalasHapus